Cibingbin, Kuningan
Cibingbin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kantor
kecamatan terletak di Jalan Raya Sukaharja No.3 telp. (0232) 876252 Cibingbin -
Kuningan 45587
Batas-batas Wilayah
Ø
Sebelah Utara Kabupaten Cirebon
Ø
Sebelah Selatan Kabupaten Brebes
Ø
Sebelah Timur Kabupaten Brebes
Ø
Sebelah Barat Kecamatan Cibeureum
Banjir Darah di
Kecamatan Cibingbin
Sejak pasukan
TNI Siliwangi dan lain-lainnya hijrah ke daerah RI (Jawa Tengah)/Yogyakarta),
di Desa Cibingbin dan di Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin masih ada kekuatan
pasukan Hizbullah sebanyak kurang lebih satu kompi di bawah pimpinan Surya
Dengkul, karena tidak turut hijrah. Mereka mendirikan suatu pemerintahan yang
disebut Pemerintahan Hizbullah dan menetapkan peraturan-peraturan (hukum) yang
diberlakukan khusus di wilayah Kecamatan Cibingbin. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Hizbullah yang diberlakukan dan diundangkan di Kecamatan Cibingbin
tersebut harta kekayaan rakyat dikenakan pajak secara paksa. Akhirnya rakyat
merasa benci namun tidak dapat berbuat apa-apa karena mereka diintimidasi akan
dihukum bagi yang menentangnya.
Ada seorang
yang melaporkan hal ini ke markas tentara Belanda di Desa Malahayu Kabupaten
Brebes Jawa Tengah. Si pelapor bernama Atmo, seorang guru SR Desa Citenjo,
Kecamatan Cibingbin. Setelah menerima laporan, pada sore harinya tanggal 16
Februari 1948, pasukan Belanda memberangkatkan dua kompi yang terdiri dari satu
kompi serdadu Belanda dan KNIL (salah satu di antaranya bernama Tatuhey).
Menuju Desa Cibingbin dengan petunjuk jalan bernama Walis (bekas Kepala Desa
Malahayu, Kabupaten Brebes) yang mengetahui seluk beluk wilayah Cibingbin).
Satu kompi lagi terdiri dari serdadu KNIL yang menuju Desa Cipondok dengan
petunjuk jalan bernama Sarimin (penduduk Desa Malahayu, kabupaten Brebes).
Kedua kompi
pasukan Belanda itu tiba di Cibingbin kira-kira pukul 05.30 dengan menggunakan
rute jalan Malahayu (Kabupaten Brebes) – Kampung Tenjomaya Desa Citenjo-Kampung
Pasawahan-Desa Cibeureum_kampung Cisampih Desa Cimara-Desa Ciangir-Kampung
Cikamuning Desa Cipondok. Mereka langsung mengepung Desa Cibingbin dan Desa
Cipondok. Kepada penduduk, mereka mereka berbohong dengan mengatakan bahwa
mereka adalah pasukan TNI yang ketinggalan hijrah ke Jawa Tengah/Yogyakarta
sehingga rakyat Kecamatan Cibingbin tidak merasa curiga. Baru setelah pasukan
ini menyerbu kedua desa tersebut dengan cara menembaki setiap penduduk yang
ditemui, dan membakar rumah penduduk, rakyat sadar bahwa mereka adalah musuh,
sehingga suasana menjadi sangat kacau balau.
Banyak penduduk
yang tidak sempat meloloskan diri dan menjadi korban pembantaian penembakan
oleh serdadu Belanda atau KNIL. Sungguh merupakan peristiwa yang sangat
mengerikan dan tidak begitu saja dihilangkan dari ingatan masyarakat Kecamatan
Cibingbin, apalagi setelah mengetahui banyaknya korban jiwa dan kerugian
harta-benda. Ada 266 jiwa gugur sebagai syuhada dan hampir 200 buah rumah
terbakar. Selain itu, harta-kekayaan yang hilang dan tidak ternilai besarnya.
Adapun korban
jiwa manusia yang meninggal dan termasuk dua orang yang hilang, mereka berasal
dari :
Ø Desa Cipondok
175 orang
Ø Desa Cibingbin
75 orang
Ø Desa Citenjo 7
orang
Ø Desa
Sindangjawa 2 orang
Ø Desa Dukuhbadag
2 orang
Ø Desa Cibeureum
2 orang
Ø Desa Ciangir 2
orang
Ø
Desa Cimara 1 orang
Dalam keadaan
darurat, mereka dikuburkan secara biasa di pemakaman umum (195 orang), dikubur
bersama-sama dalam satu lobang (60 orang) dan dikuburkan di pekarangan rumah (9
orang). Pendataan korban hanya teridentifikasi nama sebanyak 190 orang,
sedangkan sisanya 76 orang tidak diketahui namanya. Kemungkinan mereka adalah
pendatang dari luar daerah Kecamatan Cibingbin, seperti Ciledug, Banjarharjo
Kabupaten Brebes.
Pasukan Belanda
yang menyerbu wilayah Cibingbin tersebut selanjutnya menetap dan bermarkas di
Desa Cimara.
Selain pasukan
Hizbullah di Kecamatan Cibingbin sebenarnya masih ada laskar-laskar pejuang
yang tidak ikut hijrah ke daerah RI di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mereka tidak
tinggal diam, terus berupaya menghimpun kader-kader pejuang serta menyusun kekuatan
dan mengadakan perlawanan gerilya terhadap tentara Belanda. Kemudian di
Cibingbin tumbuh 2 unsur kekuatan pasukan laskar pejuang yaitu kesatuan gerilya
Pasopati di bawah pimpinan Untung dan Kesatuan Laskar Gerilya-KPRM Sektor
VI-Girl Gajah di bawah pimpinan Alimi di bawah pimpinan Alimisastra. *
(Sumber : Buku Perjuangan Rakyat Kuningan Masa Revolusi Kemerdekaan)
Daftar desa dan jumlah penduduk di Kecamatan Cibingbin
No
|
Desa
|
Jumlah Penduduk
|
1
|
10.774
|
|
2
|
1.216
|
|
3
|
3.008
|
|
4
|
3.746
|
|
5
|
3.607
|
|
6
|
2.283
|
|
7
|
2.948
|
|
8
|
3.799
|
|
9
|
3.121
|
|
10
|
2.903
|
|
Total
|
37.405
|