Sabtu, 01 Februari 2014

Sejarah Kecamatan Cibingbin-Kuningan

Cibingbin, Kuningan
Cibingbin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kantor kecamatan terletak di Jalan Raya Sukaharja No.3 telp. (0232) 876252 Cibingbin - Kuningan 45587
Batas-batas Wilayah
Ø  Sebelah Utara Kabupaten Cirebon
Ø  Sebelah Selatan Kabupaten Brebes
Ø  Sebelah Timur Kabupaten Brebes
Ø  Sebelah Barat Kecamatan Cibeureum
Banjir Darah di Kecamatan Cibingbin
Sejak pasukan TNI Siliwangi dan lain-lainnya hijrah ke daerah RI (Jawa Tengah)/Yogyakarta), di Desa Cibingbin dan di Desa Cipondok Kecamatan Cibingbin masih ada kekuatan pasukan Hizbullah sebanyak kurang lebih satu kompi di bawah pimpinan Surya Dengkul, karena tidak turut hijrah. Mereka mendirikan suatu pemerintahan yang disebut Pemerintahan Hizbullah dan menetapkan peraturan-peraturan (hukum) yang diberlakukan khusus di wilayah Kecamatan Cibingbin. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Hizbullah yang diberlakukan dan diundangkan di Kecamatan Cibingbin tersebut harta kekayaan rakyat dikenakan pajak secara paksa. Akhirnya rakyat merasa benci namun tidak dapat berbuat apa-apa karena mereka diintimidasi akan dihukum bagi yang menentangnya.
Ada seorang yang melaporkan hal ini ke markas tentara Belanda di Desa Malahayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Si pelapor bernama Atmo, seorang guru SR Desa Citenjo, Kecamatan Cibingbin. Setelah menerima laporan, pada sore harinya tanggal 16 Februari 1948, pasukan Belanda memberangkatkan dua kompi yang terdiri dari satu kompi serdadu Belanda dan KNIL (salah satu di antaranya bernama Tatuhey). Menuju Desa Cibingbin dengan petunjuk jalan bernama Walis (bekas Kepala Desa Malahayu, Kabupaten Brebes) yang mengetahui seluk beluk wilayah Cibingbin). Satu kompi lagi terdiri dari serdadu KNIL yang menuju Desa Cipondok dengan petunjuk jalan bernama Sarimin (penduduk Desa Malahayu, kabupaten Brebes).
Kedua kompi pasukan Belanda itu tiba di Cibingbin kira-kira pukul 05.30 dengan menggunakan rute jalan Malahayu (Kabupaten Brebes) – Kampung Tenjomaya Desa Citenjo-Kampung Pasawahan-Desa Cibeureum_kampung Cisampih Desa Cimara-Desa Ciangir-Kampung Cikamuning Desa Cipondok. Mereka langsung mengepung Desa Cibingbin dan Desa Cipondok. Kepada penduduk, mereka mereka berbohong dengan mengatakan bahwa mereka adalah pasukan TNI yang ketinggalan hijrah ke Jawa Tengah/Yogyakarta sehingga rakyat Kecamatan Cibingbin tidak merasa curiga. Baru setelah pasukan ini menyerbu kedua desa tersebut dengan cara menembaki setiap penduduk yang ditemui, dan membakar rumah penduduk, rakyat sadar bahwa mereka adalah musuh, sehingga suasana menjadi sangat kacau balau.
Banyak penduduk yang tidak sempat meloloskan diri dan menjadi korban pembantaian penembakan oleh serdadu Belanda atau KNIL. Sungguh merupakan peristiwa yang sangat mengerikan dan tidak begitu saja dihilangkan dari ingatan masyarakat Kecamatan Cibingbin, apalagi setelah mengetahui banyaknya korban jiwa dan kerugian harta-benda. Ada 266 jiwa gugur sebagai syuhada dan hampir 200 buah rumah terbakar. Selain itu, harta-kekayaan yang hilang dan tidak ternilai besarnya.
Adapun korban jiwa manusia yang meninggal dan termasuk dua orang yang hilang, mereka berasal dari :
Ø  Desa Cipondok 175 orang
Ø  Desa Cibingbin 75 orang
Ø  Desa Citenjo 7 orang
Ø  Desa Sindangjawa 2 orang
Ø  Desa Dukuhbadag 2 orang
Ø  Desa Cibeureum 2 orang
Ø  Desa Ciangir 2 orang
Ø  Desa Cimara 1 orang
Dalam keadaan darurat, mereka dikuburkan secara biasa di pemakaman umum (195 orang), dikubur bersama-sama dalam satu lobang (60 orang) dan dikuburkan di pekarangan rumah (9 orang). Pendataan korban hanya teridentifikasi nama sebanyak 190 orang, sedangkan sisanya 76 orang tidak diketahui namanya. Kemungkinan mereka adalah pendatang dari luar daerah Kecamatan Cibingbin, seperti Ciledug, Banjarharjo Kabupaten Brebes.
Pasukan Belanda yang menyerbu wilayah Cibingbin tersebut selanjutnya menetap dan bermarkas di Desa Cimara.
Selain pasukan Hizbullah di Kecamatan Cibingbin sebenarnya masih ada laskar-laskar pejuang yang tidak ikut hijrah ke daerah RI di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mereka tidak tinggal diam, terus berupaya menghimpun kader-kader pejuang serta menyusun kekuatan dan mengadakan perlawanan gerilya terhadap tentara Belanda. Kemudian di Cibingbin tumbuh 2 unsur kekuatan pasukan laskar pejuang yaitu kesatuan gerilya Pasopati di bawah pimpinan Untung dan Kesatuan Laskar Gerilya-KPRM Sektor VI-Girl Gajah di bawah pimpinan Alimi di bawah pimpinan Alimisastra. * (Sumber : Buku Perjuangan Rakyat Kuningan Masa Revolusi Kemerdekaan)
Daftar desa dan jumlah penduduk di Kecamatan Cibingbin
No
Desa
Jumlah Penduduk
1
10.774
2
1.216
3
3.008
4
3.746
5
3.607
6
2.283
7
2.948
8
3.799
9
3.121
10
2.903
Total
37.405




Lagu Kakawihan

1.   Kalongsing
      Kalongsing kalongsing
      Bapa sia utang ngising
      Dibura ku madu kucing
      Madu kucing meunang maling

      Kalongsing kalongsing
      Bapa sia utah ngising
      Beak samak beak samping
      Teu cageur waktu sapeuting

2.      Trang-trang Kolentrang
Trang-trang kolentrang 
Si Londok paeh nundutan 
Tikusruk kana durukan
Mesat gobang kabuyutan


3.      Ucang-ucang Angge
      Ucang-ucang angge
Mulung muncang saparangge
Digogogan ku anjing geude
Ari ge, gog jingunguk


4.      Hompimpah
Hompimpah alaihum gambreng
Bu ipah pake baju rombeng


5.      Asur-asur Api
      Asur-asur api
Apina nyonggo kendi
Kendina urang banten
Terenteun kejo puleun
Jungung gonggo di gogoan anjing geude
Samping copong ditambalan ku kulit embe


6.      Eundeuk-eundeukan Lagoni 
Eundeuk-eundeukan Lagoni 
Meunang Peucang sahiji 
Leupas leupas deui ku Nini 
Beunang deui ku Aki 
Cangkuang Eundeuk-eundeukan 
Bale Bandung Paseban 
Meunang Peucang Pa Ujang 
Leupas deui ku Akang


7.      Cir Gobang Gocir
Cing gobang gocir
Cabe beureum lada
Cing urang taksir
Anu make baju beureum saha

8.      Bang kalimagobang
Bang bang kalimagobang, bang bangkong di tengah sawah, wah wahai tukang bajigur, guru sakola desa, sasaban poe ngajar, ja jarum paranti ngaput, put putri anu gareulis, lis lisung kadua halu, lu luhur kapal udara, ra ragrag di Jakarta, ta tahun opat puluh hiji, ji jidur tru katabeuh, beu beuheung luhureun punduk, duk duka da teu nyaho, ho hoe di kebon bonteng, teng terong teu kaceuleum, lem lumpa lempi lumpa lempo adu pipi jeung nu ompong di tojos irungna copong.

9.      Tokecang 
Tokecang-Tokecang 
Balagendil tosblong 
Angeun kacang angeun kacang
Sapendil Kosong

Aya listrik di ma sigit
Meuni caang katingalna
Aya istri jangkung alit
Aya karangan na pipina

Tokecang-tokecang
Balagendil tosblong
Angeun kacang angeun kacang
Sapependil kosong


10.   Ayang-ayanggung
Ayang-ayang gung 
Gung goongna rame 
Menak ki Wastanu 
Nu jadi wadana 
Naha maneh Kitu 
Tukang olo-olo 
Loba anu giruk 
Ruket jeung Kompeni 
Niat jadi pangkat 
Katon kagorengan 
Ngantos Kangjeng Dalem 
Lempa lempi lempong 
ngadu pipi jeung nu ompong 
Jalan ka Batawi ngemplong
        

11.  Bulantok
Bulantok-bulantok 
Bulan gede Bulan Montok 
Moncorong sagede batok
Bulantok-bulantok 
Aya Bulan sagede batok 
Bulanting-bulanting 
Aya Bulan sagede Piring


12.  Cingcangkeling
Cingcangkeling 
Manuk cingkleung cindeteun 
Plos ka kolong 
Bapa Satar buleuneung

Kleung dengdek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan


13.  Punten 
Punten mangga 
Ari ga, Gatot Kaca 
Ari ca, cau ambon 
Ari bon, bonteng Asak 
Ari sak, Sakit Perut 
Ari kebiasaan, rujak asem 
Ari sem, sempal-sempil 
Ari pil, pilem rame 
Ari saya, Meja Makan 
Ari kan, kantong.Untuk Kosong 
Ari lagu, Songsong lampu 
Ari pu, Puak-paok 
Ari wajan, wajan candewok


14.  Sang tata
Sang tata sang nini rangda
Dindi mondok di tanjung jaya
Aya naon aya meong tutul
Sabaraha batur tilu puluh tilu
Dug nutu sabedug menang sasangga
Buruhana tilu geugeus